Wednesday, March 2, 2011

PENELITIAN SURVEI

A. Definisi Rancangan Survei

Dalam rancangan survei, peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut. Dari sampel ini, peneliti melakukan generalisasi atau membuat klaim-klaim tentang populasi itu. Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi.

Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang menggambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang utama,dan hasilnya dapat digeneralisasikan atau dibuat klaim-klaim untuk seluruh populasi.

Penelitian survei dapat digunakan untuk maksud:

1. Penjajagan (eksploratif)

Memberikan pernyataan yang bersifat terbuka dan masih mencari-cari atau mereka-reka banyak pertanyaan sebagai studi eksploratif dan belum bisa dideskripsikan.

2. Deskriptif

Untuk melakukan pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.

3. Penjelasan (eksplanatory atau confirmatory)

Dari data-data yang ada, peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-varabel melalui pengujian hipotesa.

4. Evaluasi

Sampai sejauh mana tujuan yang telah digariskan pada awal program sudah tercapai atau memepunyai tanda-tanda akan tercapai. Dalam segi formatif biasanya melihat pelaksanaan suatu program, mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan program tersebut. Dan dari segi summatif biasanya dilaksanakan pada akhir program untuk mengetahui tujuan program sudah tercapai.

5. Prediksi

Untuk meramal kejadian tertentu di masa yang akan datang. Salah satu hasil survei yang sampelnya menyangkut prakiraan pendapat umum disebut dengan polling.

6. Penelitian operasional

Penelitian survei banyak digunakan untuk berbagai penelitian operasional (operations research). Pada penelitian operasional, pusat perhatian adalah variabel-variabel yang berkaitan dengan aspek operasional suatu program. Setelah diidentifikasi hambatan-hambatan operasional, penelitian dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut.

7. Pengembangan indikator sosial

Indikator-indikator sosial dapat dikembangkan berdasarkan survei-survei yang dilakukan secara berkala.

B. Rancangan Survei

Dalam proposal, salah satu komponen pertama dalam bagian metode penelitian adalah tujuan dasar atau alasan/rasionalisasi diadakannya penelitian survei. Mulailah membahas bagian pertama ini dengan mereview tujuan survei dan rasionalisasi atas pemilihan metode tersebut dalam penelitian yang akan ajukan. Berikut ini, beberapa hal yang bisa dibahas dalam proposal, khususnya dibagian metode penelitian untuk rancangan survei:

1. Identifikasilah tujuan penelitian survei. Tujuannya untuk menggeneralisasi populasi dari beberapa sampel sehingga dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan/dugaan-dugaan sementara tentang karakteristik-karakteristik, perilaku-perilaku, atau sikap-sikap dari populasi tersebut (Babbie, 1990). Sajikan referensi mengenai tujuan ini dari salah satu buku/literatur yang membahas metode survei.

2. Tunjukkan mengapa survei lebih dipilih sebagai jenis prosedur pengumpulan data dalam penelitian. Untuk rasionalisasi ini, pikirkanlah keunggulan-keunggulan rancangan survei, seperti keekonomisan rancangan ini dan kecepatan dalam menyajikan data penelitian. Jangan lupa untuk membahas keuntungan-keuntungan mengidentifikasi sifat-sifat suatu populasi berdasarkan sekelompok kecil individu (sampel) (Babbie, 1990; Fowler,2002).

3. Pertegas apakah survei yang Anda tetapkan adalah survei lintas bagian (cross-sectional survey) dengan mengumpulkan data satu per satu dalam satu waktu, atau survei longitudinal (longitudinal survey) dengan mengumpulkan data secara kumulatif sepanjang waktu.

4. Rincilah strategi pengumpulan data. Fink (2002) menunjukkan empat strategi pengumpulan data, antara lain:

a. kuesioner yang disusun sendiri (self-administered questionnaires);

b. wawancara (interviews);

c. review catatan terstruktur (structured record review) untuk mengumpulkan informasi finansial, medis, atau sekolah; dan

d. observasi terstruktur (structured observation)

Pengumpulan data juga bisa dilakukan dengan menerapkan survei berbasis website atau internet dan mengolahnya secara online (Nesbary, 2000; Sue & Ritter, 2007). Seperti apapun data dikumpulkan, yang jelas, peneliti harus tetap menyajikan alasan/ rasionalisasi digunakannya prosedur pengumpulan data tersebut dengan argumentasi-argumentasi yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahannya, biaya (cost), ketersediaan data, dan kemudahan.

C. Populasi dan Sampel

Tentukanlah karakteristik-karakteristik populasi dan prosedur sampling. Berikut ini, aspek-aspek penting populasi dan sampel yang dapat dideskripsikan dalam proposal penelitian:

1. Identifikasilah populasi dalam penelitian. Selain itu, nyatakan secara jelas besaran populasi ini; apakah besaran tersebut dapat ditentukan ataukah tidak, dan cara-cara pengidentifikasian individu-individu dalam populasi itu. Pertanyaan-pertanyaan akses juga bisa ditulis di bagian ini, dan peneliti dapat menunjukkan ketersediaan kerangka-kerangka sampling -surat atau daftar-daftar- para responden potensial dalam populasi tersebut.

2. Perjelaslah apakah prosedur sampling untuk populasi ini mengunakan satu-tahap atau multi-tahap (yang sering dikenal dengan istilah clustering). Prosedur sampling multi-tahap atau clustering sampling adalah prosedur sampling yang ideal ketika peneliti merasa tidak mungkin mengumpulkan daftar semua elemen yang membentuk populasi. Proses sampling satu-tahap merupakan prosedur sampling yang didalamnya peneliti sudah memiliki akses atas nama-nama dalam populasi dan dapat men-sampling sejumlah individu atau elemen-elemen secara langsung.

3. Jelaskanlah proses pemilihan atas individu-individu. Untuk itu direkomendasikan agar memilih sampel acak (random sample) di mana di dalamnya setiap individu dalam populasi memiliki kcmungkinan vang sama untuk dipilih (sering juga dikenal dengan istilah systematic sample atau probabilistic sample). Dengan pengacakan (randomization), sampel yang paling representif akan memungkinkan peneliti untuk melakukan generalisasi terhadap suatu populasi.

4. Pertegaslah apakah penelitiannya akan menggunakan stratifikasi (penjenjangan) populasi sebelum memilih sampel, ataukah tidak. Stratifikasi berarti bahwa karakteristik-karakteristik tertentu dari individu-individu yang dipilih (seperti, jenis kelamin, laki-laki atau perempuan) direpresentasikan dalam sampel agar sampel ini nantinya dapat merefleksikan proporsi yarrg tepat dalam populasi sesuai dengan karakteristik-karakteristiknya masing-masing.

5. Jelaskan prosedur-prosedur dalam menyeleksi sampel dari daftar-daftar yang ada. Metode yang paling umum digunakan untuk menyeleksi sampel ini adalah memilih individu-individu (sampel) dengan menggunakan tabel angka-angka secara acak (random numbers table)

6. Tunjukkan juga angka setiap individu yang di-sampling dan jelaskan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengalkulasi angka-angka ini dalam penelitian survey.

D. Instrumentasi

Sebagai populasi dan sampel, peneliti juga perlu menyajikan informasi detail mengenai instrumen-instrumen survei yang akan digunakan dalam penelitian yang diajukan. Pertimbangkan langkah-langkah berikut:

1. Namailah instrumen survei yang digunakan untuk mengumpulkan data. Jelaskan apakah instrumen tersebut merupakan instrumen yang dirancang khusus untuk penelitian ini, sejenis instrumen yang dimodifikasi, ataukah instrumen utuh yang pernah dirancang orang lain. Jika instrumen yang digunakan memang dirancang khusus (modified instrument), jelaskan apakah Anda sudah memiliki izin atau dasar teoretis yang kuat untuk menggunakannya. Dalam sejumlah proyek penelitian survei, peneliti sering kali merancang suatu instrumen dari beberapa komponen instrumen lain. Jika demikian, peneliti tersebut seharusnya memiliki izin atau dasar teoretis untuk menggunakan sebagian instrumen-instrumen ini. Apalagi, instrumen-instrumen yang ada saat ini sudah banyak dirancang menjadi sejenis perangkat survei online (lihat, Sue & Ritter, 2007). Salah satu perangkat survei online yang cukup terkenal adalah SurveyMonkey (SurveyMonkey.com), sebuah produk komersial yang dirilis sejak 1999. Dengan menggunakan perangkat ini, peneliti dapat membuat survei-survei pribadinya dalam waktu yang relatif cepat, hanya dengan memanfaatkan custom templates, lalu mem-posting-nya di website-website mereka, atau mengirimkannya pada para partisipan untuk diisi. setelah itu, surveyMonkey akan memberikan hasil dan laporan balik kepada peneliti dalam bentuk statistik deskriptif, atau dalam wujud informasi grafik. Hasil-hasil ini dapat diunduh ke dalam sprendsheet atau database untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. Perangkat ini gratis jika digunakan untuk 100 respons per survei, dan tidak lebih dari 10 pertanyaan per survei. Jika peneliti menginginkan respons-respons tambahan, pertanyaan-pertanyaan yang lebih banyak, dan beberapa custom feature yang lain, surveyMonkey membebankan biaya bulanan atau tahunan kepada peneliti.

2. Ketika menggunakan instrumen yang memang sudah ada, deskripsikanlah validitas dan reliabilitas skor-skor yang diperoleh dari penggunaan instrumen tersebut sebelumnya.

Hal ini berarti mengharuskan peneliti untuk membangun validitas atas instrumen tersebut –adakah peneliti dapat menghasilkan kesimpulan-kesimpulan/dugaan-dugaan penting dan berguna dari skor-skor yang diperoleh dari instrumen ini. Tiga bentuk validitas yang harus dicari adalah:

(1). Content validity (apakah item-item yang dianalisis benar-benar sesuai konten yang terdapat dalam item-item tersebut?);

(2). Predictive validity (apakah skor-skor yang diperoleh sudah memprediksi kriteria-kriteria yang diukur? Apakah hasil-hasilnya berkorelasi dengan hasil-hasil yang lain?); (3). construct validity (apakah item-item yang dianalisis sudah sesuai dengan konstruksi-konstruksi atau konsep-konsep hipotesis?).

Construct validity juga meliputi pertanyaan dasar tentang apakah skor-skor yang dihasilkan memiliki tujuan yang berguna dan dampak-dampak yang positif ketika dipraktikkan dalam kehidupan nyata (Humbley & Zumbo,1996). Dengan mendeteksi validitas skor dalam penelitian survei, peneliti dapat mengetahui apakah instrumen yang digunakan benar-benar sudah tepat untuk penelitian surveinya.

Lebih dari itu, jelaskan pula apakah skor-skor yang dihasilkan dari penggunaan instrumen sebelumnya sudah mencerminkan adanya reliabilitas atau tidak. Untuk mengetahui hal ini, peneliti harus mencari laporan mengenai konsistensi internal (apakah respons dari setiap item sudah konsisten dengan konstruk-konstruk yang dibuat?) dan korelosi test-retest (apakah skor-skor yang dihasilkan selalu stabil meskipun instrumennya digunakan pada lain waktu?) dalam penggunaan instrumen tersebut sebelumnya. Selain itu, pastikan juga apakah ada konsistensi dalam aturan testing dan scoring-nya (apakah ada kesalahan-kesalahan yang disebabkan karena kecerobohan dalam menerapkan aturan testing atau scoring sebelumnya?) (Borg, Gall, & Gall, 1993).

3. Ketika peneliti memodifikasi suatu instrumen atau mengombinasikan beberapa instrumen, validitas dan reliabilitas tidak berlaku untuk instrumen yang baru ini. Untuk itulah, peneliti perlu membangun kembali validitas dan reliabilitas tersebut ketika dilakukan proses analisis data.

4. Tunjukkan item-item sampel dari instrumen tersebut sehingga pembaca dapat melihat item-item sebenarnya yang digunakan. Dalam lampiran proposal, lampirkan juga item-item sampel atau keseluruhan instrumen penelitian ini.

5. Tunjukkan isi-isi utama dalam instrumen tersebut, seperti Surat Pengantar (Dillman, 1978, menyajikan beberapa hal yang perlu dimasukkan dalam surat Pengantar), item-item (seperti, demografis, item-item perilaku, item-item sikap, item-item faktual), dan

instruksi penutup. Selain itu, sebutkan juga jenis skala-skala yang digunakan untuk mengukur/menganalisis item-item dalam instrumen, seperti skala-skala berkelanjutan (misalnya, benar-benar diterima hingga tidak diterima) dan skala-skala kategorial (misalnya, ya/tidak, level rangking atau signifikansi dari yang tertinggi hingga yang terendah).

6. Jelaskan rencana-rencana yang digunakan untuk melakukan uji coba survei di lapangan (pilot testing) dan sajikan pula alasan/rasionalisasi atas rencana ini. Pilot testing ini penting untuk membangun validitas konten dari suatu instrumen dan untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan, format, atau skala-skala yang mungkin tidak sesuai ketika diterapkan. Sebutkan juga jumlah orang-orang yang akan menguji coba instrumen tersebut. Jangan lupa untuk menyertakan pendapat-pendapat mereka dalam instrument final yang sudah direvisi.

7. Untuk mailed survei, perjelaslah langkah-langkahnya dalam pengaturan pendekatan survei ini dan tindak lanjutnya untuk memastikan rating respons yang tinggi. Salant dan Dillman (1994) menyarankan proses pengaturan empat-tahap. Mail yang dikirim pada tahap pertama adalah surat pemberitahuan singkat kepada semua daftar sampel yang dipilih. Mail yang dikirim pada tahap kedua adalah mail survei yang sebenarnya, yang didistribusikan setidak-tidaknya satu minggu setelah surat pemberitahuan diedarkan. Mail yang dikirim pada tahap ketiga berisi tindak lanjut berupa kartu pos (atau sejenisnya) yang dikirimkan pada semua anggota sampel 4 hingga 8 hari setelah pengiriman mail sebelum-nya. Mail yang dikirimkan pada tahap keempat, yang biasanya ditujukan untuk anggota nonresponden, berisi surat pengantar pribadi lengkap dengan tanda tangan tertulis, kuesioner, dan amplop plus perangko pengembalian. Peneliti mengirimkan mail keempat ini tiga minggu setelah mail kedua dikirimkan. Jadi, total secara keseluruhan, peneliti menyelesaikan periode administrasi/pengaturan ini selama kurang lebih empat minggu (sebulan), bisa jadi dengan proyek tindak lanjutnya.

E. Analisis Data dan Interpretasi

Dalam proposal, jelaskan tahap-tahap analisis data. Disarankan untuk menggunakan tips penelitian berikut, yaitu dengan menyajikan analisis data dalam bentuk tahap-demi-tahap agar bisa memahami bagaimana suatu tahap menuntun tahap selanjutnya hingga semua prosedur analisis data dibahas secara tuntas.

Langkah 1. Sajikan informasi tentang jumlah sampel yang terlibat dan tidak terlibat dalam survei. Informasi ini bisa dirancang dalam bentuk tabel yang berisi angka-angka dan persentase-persentase yang mendeskripsikan responden dan nonresponden.

Langkah 2. Jelaskan metode-metode yang sekiranya dapat mengidentifikasi respons bias. Respons bias adalah pengaruh/efek dari tidak adanya respons terhadap survei (Fowler, 2002). Bias berarti bahwa jika nonresponden memberikan respons, maka respons ini akan memberi perubahan besar-besaran terhadap hasil survei akhir. Jelaskan prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengecek respons bias, seperti wave analysis atau analisis responden/nonresponden. Dalam wave analysis, peneliti mengevaluasi hasil-hasil item yang terpilih dari minggu ke minggu untuk mengetahui apakah sebagian besar respons berubah (Lesile, 1972). Berpijak pada asumsi bahwa partisipan yang mengembalikan survei pada minggu terakhir hamper semuanya merupakan partisipan yang nonresponden, maka jika respons-respons tersebut terlihat mulai berubah, ada kemungkinan terdapat respons bias. Salah satu cara untuk mengecek adanya respons bias adalah dengan menghubungi beberapa nonrespondcn melalui sambungan telepon, kemudian mengidentifikasi apakah respons mereka berbeda jauh dengan hasil respons dari responden.

Langkah 3. Lakukan analisis data secara deskriptif terhadap variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Analisis ini harus menunjukkan rata-rata, deviasi standar, dan skor-skor untuk dua variabel ini.

Langkah 4. Jika Anda menggunakan instrumen penelitian dengan skala-skala atau berencana untuk mengembangkan sendiri instrumen tersebut (dengan mengombinasikan beberapa item dalam skala), gunakanlah prosedur statistik (analisis faktor) untuk menyelesaikan proses ini. Anda juga bisa menggunakan tes reliabilitas untuk mengidentifikasi konsistensi internal skala-skala tersebut (seperti, statistik alpha Cronbach).

Langkah 5. Gunakanlah statistik atau program statistik computer untuk menguji rumusan masalah atau hipotesis inferensial. Rumusan masalah atau hipotesis inferensial menghubungkan (relate) variabel-variabel atau membandingkan (compare) kelompok-kelompok dalam variabel agar kesimpulan-kesimpulan sementara (inferensi-inferensi) dari skala sampel hingga skala populasi dapat diketahui. sajikanlah rasionalisasi mengapa dipilih tes statistik, lalu jelaskanlah asumsi-asumsi yang berkaitan clengan statistik tersebut. Pilihan atas tes statistik harus didasarkan atas sifat rumusan masalah (apakah menghubungkan variabel-variabel atau membandingkan beberapa kelompok dalam variabel), jumlah variabel bebas dan variabel terikat, serta jumlah variabel kontrol (lihat, misalnya, Rudestam & Newton,2007). Lebih jauh, pertimbangkan apakah variabel-variabel ini akan diukur berdasarkan suatu instrumen sebagai skor berkelanjutan /continuous score (seperti, umur dari 18 hingga 36) atau sebagai skor katagoris/cotegorical score (seperti, perempuan = 1, lakilaki = 2). Selain itu, pertimbangkan pula apakah skor-skor ini akan didistribusikan secara normal (normal distribution) dalam kurva berbentuk bel (bell-shaped curve) atau tidak didistribusikan secara normal (non-normal distribution). Ada banyak cara untuk mengetahui apakah skor-skor ini didistribusikan secara normal ataukah tidak. Faktor-faktor ini, dalam kombinasinya, akan memudahkan peneliti untuk menentukan apakah tes statistik akan cocok untuk menjawab rumusan masalah atau hipotesis.

Langkah 6. Langkah terakhir dalam proses analisis data adalah menyajikan hasil survei dalam bentuk tabel atau gambar, kemudian menginterpretasikan hasil tes statistik. Interpretasi terhadap hasil berarti bahwa seorang peneliti membuat suatu kesimpulan dari rumusan masalah dan hipotesis yang sudah dianalisis.

Daftar Pustaka

Babbie, E (1990). Survey Research Methods (2nd ed.). Belmont, CA: Wadsworth

Creswell, J.W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (3rd ed.). Thousand Oaks, California: Sage Publications

Singarimbun, M. dkk. (2008) Metode Penelitian Survai (rev. ed.). Jakarta: LP3ES

No comments:

Daftar Isi