Monday, February 28, 2011

Prosedur Pengembangan Hipotesa

Berikut ini, disajikan sejumlah petunjuk dalam menulis rumusan masalah dan hipotesis kuantitatif yang baik:

o Variabel-variabel dalam rumusan masalah atau hipotesis biasanya hanya digunakan dengan tiga pendekatan dasar. Pertama, peneliti membandingkan kelompok-kelompok dalam variabel bebas untuk melihat dampaknya terhadap variabel terikat. Kedua, peneliti menghubungkan satu atau beberapa variabel bebas dengan satu atau beberapa variabel terikat. Ketiga, peneliti mendeskripsikan respons-respons terhadap variabel bebas, variabel mediate, atau variabel terikat. Kebanyakan penelitian kuantitatif menggunakan salah satu atau lebih dari tiga pendekatan ini.

o Salah satu hal yang paling sering muncul dalam penelitian kuantitatif adalah pengujian terhadap suatu teori dan spesifikasi rumusan masalah atau hipotesis yang berhubungan dengan teori tersebut.

o Variabel bebas dan variabel terikat harus diukur secara terpisah. Prosedur ini sekaligus memperkuat logika sebab-akibat dalam penelitian kuantitatif.

o Untuk mengurangi "kelebihan muatan", tulislah hanya rumusan masalah atau hipotesis saja, tidak kedua-duanya, kecuali jika hipotesis tersebut dibuat berdasarkan rumusan masalah (mengenai hal ini, akan dijelaskan kemudian). Pilihlah satu pola rumusan masalah atau hipotesis berdasarkan tradisi atau rekomendasi dari pembimbing atau pihak fakultas, atau berdasarkan ada tidaknya prediksi akan hasil penelitian dari penelitian-penelitian sebelumnya.

o Jika hipotesis yang digunakan, ada dua bentuk: hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol merepresentasikan pendekatan tradisional: ia membuat suatu prediksi yang menyatakan tidak ada satu pun hubungan atau perbedaan signifikan antara kelompok-kelompok dalam variabel penelitian. Pernyataan untuk hipotesis nol bisa berupa: "Tidak ada perbedaan (atau hubungan)" antara kelompok-kelompok.

o Hipotesis kedua, yang banyak dijumpai dalam artikel-artikel jurnal, adalah hipotesis alternatif atau hipotesis direksional. Peneliti membuat suatu prediksi atas hasil yang diharapkan. Prediksi ini biasanya berasal dari literatur-literatur atau penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah menyatakan kemungkinan hasil tersebut. Misalnya, peneliti dapat memprediksikan bahwa "Nilai Kelompok A akan lebih tinggi ketimbang Kelompok B" dalam variabel terikat atau, bahwa "Kelompok A akan lebih banyak berubah ketimbang Kelompok B" dalam outcome yang diharapkan. Contoh-contoh berikut mengilustrasikan hipotesis direksional ini karena outcome yang diharapkan (seperti, lebih tinggi, lebih banyak berubah, dan sebagainya) juga disertakan didalamnya.

o Jenis lain dari hipotesis alternative adalah hipotesis nondireksional: suatu prediksi dibuat, namun bentuk perbedaan-perbedaannya (seperti, lebih besar, lebih lemah, lebih banyak, kurang, dan sebagainya) tidak secara eksak dirinci karena si peneliti tidak mengetahui apa yang diprediksikan dari literatur-literatur sebelumnya. Untuk itu, peneliti yang menggunakan hipotesis ini kemungkinan akan menulis: "Ada perbedaan" antara dua kelompok. Berikut ini, salah satu contoh yang menggabungkan dua jenis hipotesis tersebut (direksional dan nondireksional).

o Jika penelitian anda menggunakan variabel-variabel demografis sebagai prediktor-prediktornya, sebaiknya gunakanlah variabel-variabel nondemografis (seperti, sikap atau perilaku) sebagai variabel bebas dan terikatnya. Bahkan, variabel-variabel demografis (seperti, umur, tingkat pemasukan, level pendidikan, dan sebagainya) bisa saja Anda gunakan sebagai variabel-variabel intervening (atau mediate atas moderate) sebagai ganti dari variabel-variabel bebas.

o Gunakanlah pola urutan kata-kata yang konsisten dalam menulis rumusan masalah atau hipotesis penelitian agar pembaca mudah mengidentifikasi variabel-variabel utama. Hal ini mengharuskan peneliti untuk mengulang frasa-frasa kunci dan memosisikan variabel bebas di bagian pertama (bagian kiri) dan variabel terikat di bagian kedua (sebelah kanan). Susunan kata-kata dengan menyatakan variabel bebas terlebih dahulu, lalu variabel terikat.

o Karakteristik Hipotesis yang Baik:

1. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dirumuskan)

2. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.

3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

No comments:

Daftar Isi